kebijakan kesehatan tentang minum jamu

Kebijakan Kesehatan di Kecamatan Sumowono

Nama               : Tuty Adiningsih

NIM                : 1504029

            Puskesmas Sumowono telah menetapkan kebijakan untuk tidak minum jamu bagi ibu hamil, mengingat angka kematian ibu dan bayi yang masih tinggi. Tenaga kesehatan di Kecamatan Sumowono sering kali melakukan penyuluhan tentang bahaya minum jamu untuk Ibu hamil namun mereka belum bisa menanggulangi tentang kebiasaan minum jamu tersebut. Sebagai tenaga kesehatan harus lebih aktif dalam melakukan pendekatan kepada ibu hamil dengan tujuan untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang bahaya minum jamu, karena bahaya minum jamu juga akan menyebabkan angka kematian ibu dan bayi semakin meningkat.

Beberapa wanita hamil memang masih ada yang meminum jamu di saat kehamilannya, namun terdapat pula wanita hamil lainnya yang tidak berani meminumnya karena kerap takut dengan efek samping yang akan terjadi nanti. Ada yang berpendapat jamu merupakan alternatif obat alamiah yang berfungsi untuk menjaga kondisi kesehatan, bukan mencegah dan mengobati kemungkinan seseorang terkena penyakit karena yang digunakan untuk mengobati penyakit adalah obat-obatan.

Meminum jamu merupakan kebiasaan atau tradisi turun temurun yang diwariskan dari nenek moyang. Di kecamatan Sumowono masih sangat banyak ibu hamil yang mengkonsumsi jamu baik jamu kunyit asam, ramuan daun pepaya, beras kencur dll. Mereka beranggapan kalau minum jamu akan menjadikan dirinya lebih kuat saat melahirkan, bayinya sehat dan akan menjadikan kulit bayi bersih. Ada salah satu desa di Kecamatan Sumowono yang masih sangat kental tentang budaya minum jamu, mereka mengatakan dipaksa oleh orang tuanya untuk minum jamu supaya kehamilannya sehat dan tidak ada masalah apapun padahal hal tersebut adalah salah karena justru akan menyebabkan komplikasi pada kehamilan.

Tenaga kesehatan sudah melakukan penyuluhan namun masyarakat masih sangat susah meninggalkan kebiasaan minum jamu tersebut. Mengingat angka kematian ibu dan bayi yang masih tinggi maka sebaiknya tenaga kesehatan terutama bidan lebih jeli dalam menanggulangi kebiasaan minum jamu tersebut yaitu dengan melakukan pendekatan, penyuluhan, dan sebagainya. Bidan harus melakukan pendekatan langsung dan penyuluhan kepada ibu hamil dan keluarganya yaitu dengan cara pintu ke pintu supaya keluarga mengerti tentang bahaya mengkonsumsi jamu saat kehamilan. Dengan melakukan pendekatan, penyuluhan langsung kepada kaluarganya tentu akan mengerti tentang bahaya jamu dan mereka akan meninggalkan kebiasaan buruknya.